Skip to main content

Featured

Singgahi Lombok, Begini sambutan Krida Toyota atas kedatangan Tim Beyond Indonesia - East Timor with Toyota

Kedatangan Tim Beyond Journey di Krida Toyota NTB pada tanggal 17 April 2018 Berbicara tentang mobil, aku yakin sebagian dari kalian pasti berpikiran tentang satu nama merek mobil yang terkenal yang katanya awet dan irit yaitu "TOYOTA", dan tepat sekali beberapa hari yang lalu Selasa, 17 April 2018 di Krida Toyota (Dealer Resmi Toyota di Lombok) pun dengan gembira menyambut kedatangan para team Beyond Beautiful Indonesia yang telah melakukan perjalanan panjang kurang lebih 20 hari dari Indonesia Barat hingga Timor Timor.  Wah aku gak abis pikir nih melakukan perjalanan jauh  selama 20 hari untuk suatu misi dan melewati darat laut gunung pantai dan sebagainya dengan hanya menggunakan mobil via darat. Salut buat om-om journey. Rentetan Mobil-Mobil yang digunakan oleh Tim Journey Beyond Beautiful Indonesia Oh ya, sebelumnya pasti kalian pada masih belum tau siapa sih Tim Beyond Journey ini.  Tim Journey Beyond Beautiful Indonesia merupakan gabungan tiga komuni

Galau milih IPA ata IPS ?

Selembar cerita dari saya ya

Ketika anak SMA itu dihadapkan pada masa penggalauan cinta yang memang terjadi pada waktunya, ternyata mereka juga dihadapkan dengan suatu hal yang membuat mereka lebih galau. Sesuatu yang jika dipikirkan diawal mudah tapi jika sudah dekat, pemikiran itu akan semaking sulit sehingga bisa menimbulkan penggalauan dan stres pada anak SMA yang tergolong pada spesies labil. 

=================>;;   PENJURUSAN 

Hal itu lah yang menjadi salah satu penyebab utama anak SMA zaman sekarang galau khususnya mereka yang baru masuk SMA. Dalam peraturan sekolah mana pun di Indonesia, mereka harus memilih akan masuk jurusan IPA atau IPS. Faktanya banyak diantara mereka tidak tahu akan menjadi apa dan akan mengambil mata kuliah apa nantinya. Padahal kedua hal tersebut sangat berpengaruh dalam memilih penjurusan ini. Misal, jika lo mau jadi dokter, yah lo harus masuk IPA. Jadi kuncinya kita harus mengetahui minat bakal dan cita-cita kita sebelum kita tahu akan mengambil jalur yang mana.

Seperti yang lo semua ketahui, IPS memiliki bad image di kalangan masyarakat. Jurusan ini dianggap tidak menjajikan, tempat para anak bodoh dan bandel, bahkan pemerintah dan dunia pendidikan ikut-ikutan membatasi anak lulusan jalur ips. Ini terbukti dengan hanya beberapa jurusan di Universitas saja yang bisa dimasuki anak IPS, sedangkan anak IPA bisa masuk di semua jurusan. Sebenenarnya saya juga tidak menyangkal hal itu, Namun yang paling dirugikan adalah anak yang memang ahli dalam bidang IPS namun kalah bersaing akibat image " IPS lebih bodoh dari IPA". Dan image tentang IPS itu pun masih tetap hot news di kalangan orang tua.

Jika masuk IPA, pilihan untuk jurusan kuliah akan lebih banyak dan itulah yang membuat anak-anak SMA berbondong-bondong masuk ke jurusan ini. Jurusan ini populer karena dianggap jurusan top tapi tidak semuanya anak IPA itu pintar, karena tak sedikit dari mereka yang masuk IPA karena ‘' CARI AMAN '’. Berbeda dengan anak IPS, kelas IPS biasanya di cap sebagai kelas buangan. Jika seorang anak tidak bisa masuk ke IPA, mereka akan ditempatkan di kelas IPS. Jika kelas IPS juga tidak bisa, maka akan ditempatkan di kelas Bahasa.

Secara pelajaran, pelajaran yang dipelajari di IPA lebih sulit dibanding IPS. IPA mencangkup Biology, Fisika dan Kimia sedangkan IPS mencangkup Geografi, Sosiologi, Sejarah, Ekonomi.

Kebanyakan sekolah, saat naik ke kelas 2 SMA baru dimasukkan ke dalam kelas penjurusan. Dan disinilah aku harus memilih diantara 2 jurusan yang akan aku pelajari selama 2 tahun kedepan. 

Dari awal masuk SMA, aku udah memikirkan hal ini matang-matang. Karena bagi aku, hal ini sangat berpengaruh pada masa depanku. Setelah menimbang dan menimbang akhirnya aku tekadkan untuk memilih IPS. Disaat yang lain galau, aku udah santai karena aku udah punya pilihan.

Sebelum memilih jurusan, sekolahku tidak melakukan tes psikotes. Pemilihan jurusan disekolahku menurut minat dan nilai rapor. Dari sini lah kegalauanku muncul. Memang hasil nilai akademikku ga jelek bahkan terbilang lumayan menuju bagus dan mengarah ke IPA tapi kenapa gitu nilai IPS khususnya Geografi yang hasilnya mendapat 79.  Mama Papa yang sebelumnya memaksa aku masuk IPA tanpa dikomandani langsung menyuruhku masuk IPA. Kali ini agak sedikit memaksakanku. Tekad tinggal tekad. Aku berfikir ulang dan karena waktu yang mepet membuatku berfikir agak ngaur karena sudah terkena virus galau, ya penyakit galau.

Aku jadi berfikir kalau masuk IPA, aku merasa lebih bangga dan orang tuaku bakalan seneng tapi masalahnya adalah aku dari kecil suka banget namanya hitung-hitungan (matematika dan ipa terpadu), tetapi tidak  buat KIMIA! Yah mungkin karena waktu kelas 10 guru kimianya gak enak, jadi aku kagak ngerti-ngerti. Apalagi di rapor (ga tanggung tanggung rapor semester 1 dan semester 2) jamak-jamak Kimiaku di kasi angka 78 !! Yang menurut standar sekolahku itu termasuk nilai pas KKM banget.

Aku termasuk orang yang aktif bersosialiasi jadi udah jelas gue anak IPS banget. Setelah berhari-hari galau akhirnya aku menemukan satu alasan yang buat aku pilih IPS. Beberapa guru heran ketika aku memilih IPS, dan aku pun punya jawaban yaitu ntar kuliah mau masuk Ekonomi, jadi gue pikir kurang kerjaan banget kalau gue masuk IPA kalau nantinya gue ambil kuliah IPS. Gue ga mau dianggap anak salah jurusan.

Nah, anak-anak yang masuk IPA karena merasa IPA lebih populer yang aku bilang sekarang adalah anak-anak kurang kerjaan yang ga punya prinsip sama sekali. Mereka masuk kelas IPA hanya untuk kepopuleran semata padahal tidak ada yang perlu dibanggakan dengan masuk kelas IPA.

Intinya selama ini mereka ‘salju’ alias salah jurusan. Mereka susah-susah belajar IPA tapi diakhirnya mereka mengambil IPS yang sama sekali tidak berhubungan dari pelajaran sampai cara berfikir. Aku sendiri akan tertawa terbahak-bahak jika menemukan orang seperti ini. Sekali lagi aku bilang, orang yang seperti itu sama saja dengan orang yang sama sekali ga punya prinsip untuk berfikir dan ga punya yang namanya pendirian.

Aku sangat menentang jika seorang mengatakan kalau kelas IPS itu dibawah kelas IPA. Bukan karena aku kelas IPS tapi mereka itu tidak sadar nantinya akan diatur oleh siapa. Logikanya, lulusan IPS akan banyak ke arah manager, bisnis dll. Artinya mereka akan menjadi bos atau manager.

Sedangkan anak-anak IPA pasti akan mempunyai atasan bos atau manager dan pasti kebanyakan mereka adalah seorang lulusan IPS. Gue rasa IPA dan IPS sama rata, aku bisa membuktikkan kalau anak IPS itu bukanlah anak yang ga bisa berprestasi tapi dimana anak-anak yang selalu berfikir dengan masalah sosial yang tidak pernah berhenti untuk berkembang.

Berbeda dengan IPA, IPA lebih belajar kepada ilmu pasti yang tidak akan berubah. Itulah kegalauan baru anak-anak SMA. Kegalauan yang dianggap konyol tapi salah satu kegalauan yang berada di level berat.

Bagaimana tidak, masa depan kita memang bergantung disana. Sekarang aku berada di kelas IPS, bersama 20 orang lainnya termasuk aku (Jadi jumlahnya 21 anak - #Vindico21 -), angkatanku kembali buat rekor sebagai peminat murni kelas IPS dan yang menempati kelas tersebut adalah penghuninya rata-rata siswi perempuan sedangkan siswa laki-lakinya hanya 3 orang.

Pesanku, IPA atau IPS sama saja. Setiap pribadi mempunyai bakat dan kesukaan masing-masing. Dan aku rasa mau lo lulusan IPA atau IPS sekali pun dan lo ga punya niat untuk maju, lo sama sekali ga akan pernah bisa sukses man. Inget kata-kata aku.

Penjurusan ga nentuin seorang akan sukses atau ga. Buktinya, banyak orang ga sekolah yang bisa menjadi seorang yang sukses karena mereka mempunyai suatu kemauan untuk maju dan terus berusaha. Aku cuma berpesan, jangan karena penjurusan kekompakkan angkatan kita menjadi terpecah. Saling mendukung dan tetap menjadi satu sebagai “Angkatan 2010”.

Untuk para adik kelas, aku saranin jangan terlalu dengerin kata orang tentang penjurusan, anggep aja itu sebagai masukan. Pastiin apa yang lo pilih adalah kesukaan lo sendiri dan demi masa depan lo. Jangan masuk ke satu jurusan dengan prinsip yang konyol kaya “gue masuk IPA karena kelas IPA lebih tinggi derajatnya dari IPS” atau “Anak IPS lebih bodoh dari anak IPA”.

Aku kasih tau, orang yang masih berfikiran kaya gitu adalah orang yang kolot dan bodoh. Kalau memang minat lo di IPS, jalanin aja. Jangan anggap masuk IPS itu adalah suatu kegagalan dan masuk IPA itu pasti sukses. Tapi kalo minat dan bidang lo itu IPA, ya sudah pilih saja jurusan IPA dan jalanin aja. Toh Semua kembali ke diri kita masing-masing bagaimana menjalaninya. Jadi, selamat melewati penggalauan tentang penjurusan adik-adik.


Regards
- W -

Comments