Kali ini saya akan me-reblog postingan dari
sini. Kenapa saya me-
reblog ? Karena menurut saya postingan ini wajib kudu dibaca oleh kalian dansaya ingin membagikannya kepada teman-teman saya khususnya yang akan melanjutkan perjuangannya ke bangku kuliah. So langsung saja gak perlu banyak cincau, let's read this :
Ada seorang mahasiswa yang bertanya kepada Pak Romi, dosennya.
“Saya mahasiswi semester 4 jurusan Teknik Informatika
di sebuah Univesitas di Semarang. Sudah hampir 2 tahun saya kuliah,
cuman saya kadang merasa nggak tambah pinter, kalau tambah sibuk sih iya
karena tugas dari dosen yang kayak tsunami
Pingin dengar pendapat mas Romi yang kabarnya waktu kuliah IPKnya 4.0
terus. Sebenarnya di kampus itu apa yang kita dapat sih mas?”
(Novi –
Tembalang, Semarang).
Pak Romi pun menjawab pertanyaan tersebut dan memberitahunya sedikit penjelasan.
Dik Novi, kita belajar itu, baik di sekolah, di
kampus, di universitas dan di lembaga pelatihan untuk meningkatkan KSTAE
atau kata orang betawi (a)PeKTeSiPeng, waduh apaan tuh?
KSTAE itu
Knowledge,
Skill,
Technique,
Attitude,
Experience
alias (a)PeKTeSiPeng (Pengetahuan, Keterampilan, Teknik, Sikap dan
Pengalaman). Ini kalau kita ambil contoh orang belajar naik motor dan
belajar di kampus, mungkin penjelasannya seperti di bawah:
Knowledge (Pengetahuan): Kita jadi
tahu bahwa di motor ada lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita
juga tahu cara bagian motor itu bekerja termasuk gimana njalaninya.
Kalau kita belajar pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa
itu variable, juga apa itu object, apa itu method, apa itu attribute.
Kita juga diajarin banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa
perangkat lunak, pemrograman berorientasi objek, software project
management, dsb. Pokoknya yang selama ini bikin pusing itulah knowledge.
Lho kenapa bikin pusing? Soalnya kampus kadang nggak imbang ngasih
knowledge dan keterampilan, alias besar teori daripada praktek
Skill (Keterampilan): Kita ngerti
cara ngidupin motor. Supaya motor maju harus masukan gigi ke satu dan
tekan gas. Kecepatan mulai tinggi masukin ke gigi dua, kalau ada
halangan di depan injek rem. Kalau mau belok tekan lampu sen. Di kampus,
tugas mandiri, misalnya disuruh buat kalkulator atau program deteksi
bilangan prima di mata kuliah OOP itu semua untuk ngelatih keterampilan.
Semakin banyak tugas, harusnya makin terampil, cuman kalau nyontek, ya
makin bego aja mahasiswa
Usahakan untuk mengerjakan sendiri tugas, karena tujuannya untuk
melatih keterampilan kita, sayang masa depan kita kalau kita sering
nyontek dalam tugas mandiri. Nah, IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa
di level knowledge dan skill. Jadi peran IPK sebenarnya hanya sampai di
sini
Technique (Teknik): Ternyata
keterampilan nggak cukup, karena kita perlu menguasai teknik misalnya
supaya motor kecepatan tinggi nggak ngepot. Kita ngeremnya harus dari
jauh dan pakai rem tangan plus rem kaki bareng. Mau belok juga harus
ambil ancang-ancang, kecepatan diturunkan, baru belok. Nah kalau di
kampus, karena mata kuliah banyak dan di setiap mata kuliah ada tugas
coding, keterampilan bahasa Java kita jadi meningkat. Kita bisa bahasa
Java kromo inggil, ngoko, eh bukan maksud saya kita jadi punya banyak
teknik supaya program kita lebih rapi, program kita lebih cepat jadi,
punyak teknik untuk bisa reuse code, coding jalan terus walaupun pakai
notepad atau emacs, dsb.
Attitude (Sikap): Wah ternyata
pengetahuan, keterampilan, teknik saja nggak cukup membuat kita bisa
survive di dunia. Kita perlu sikap yang baik dalam mengendarai motor.
Lampu lalu lintas itu kalau merah berhenti, jangan nyelonong saja. Kalau
nyalip orang juga jangan dari kiri. Hormati pengendara lain, dahulukan
perempuan atau yang membawa anak-anak. Jangan asal ngebut di kampung
orang, kalau nggak mau benjol tuh kepala. Sikap ini kalau di kampus, ya
kalau jadi programmer jangan terus buat virus, atau ngerusak sistem
orang, atau malah maling code orang
Nah ini semua adalah sikap. Kampus yang hanya mengajari orang untuk
punya pengetahuan, teknik dan keterampilan tanpa memperhatikan attitude
(sikap) artinya mendidik orang pinter tapi sesat di jalan.
Experience (Pengalaman): Pengalaman
ini seperti jam terbang. Hanya bisa kita dapatkan kalau kita pernah
mengalami kejadian dan pengalaman. Contohnya, karena sering bolak-balik
ke Puncak untuk jualan pisang
, kita jadi ngerti banget mainin gigi supaya mesin nggak rontok
meskipun naik gunung terjal nan macet. Terus juga karena rumah sering
kebanjiran, kita ngerti banget lah kira-kira banjir berapa senti yang
bikin motor kita nggak bisa jalan. Gimana kalau jatuh, sebaiknya posisi
tubuh seperti apa yang membuat luka tidak parah. Semua kita dapatkan
dari pengalaman. Pengalaman itu mahal, ya pasti karena kadang ada harga
yang harus dibayar. Terus kalau di Kampus, pengalaman kan nggak ada? Hmm
pengalaman itu tetap ada, kita KKN, magang, kerja paruh waktu, ngerjain
TA itu adalah supaya punya pengalaman. Banyak buat project (software)
yang bisa dijual, mulai belajar jualan, latih jiwa enterpreneurship
adalah keharusan untuk bekal hidup di dunia IT nan ganas dan kejam.
Pak Romi juga menjelaskan sedikit kiat-kiat agar IPK kita meningkat.
Kiat yang saya lakukan adalah
best practice, terbukti bin manjur bisa meraup
dolar
eh maksud saya nilai yang memuaskan, sudah saya buktikan sejak saya
bersekolah di SMA dan 10 tahun di jurusan computer science di Saitama
University. Kiatnya pasti banyak ya? Oh tidak, justru sangat sedikit,
cuman ada dua. Kiatnya pasti nyontek ulangan atau copy paste tugas
mandiri? Tidak sama sekali. Kiat saya halal dan toyib, jauh dari unsur
kemaksiatan dan perbuatan tidak terpuji lain. Tertarik? Ikuti terus
artikel ini.
Nah kiat mendapatkan nilai raport dan IPK tinggi itu hanya ada dua:
-
Kejar nilai untuk mata pelajaran atau mata kuliah
yang secara umum tidak terlalu disenangi siswa/mahasiswa. Apa itu? Oh
banyak, contohnya geografi, agama, kesenian, dsb atau untuk yang kuliah
di jurusan computing, ada fisika dasar, teknik kompilasi,
automaton/formal language, dsb. Lakukan survey kecil-kecilan ke temen
seangkatan atau kakak angkatan, saya yakin banyak sekali mata kuliah
yang tidak digemari mahasiswa. Intinya di mata kuliah yang diemohi
mahasiswa itu, mereka biasanya down nilainya. Nah ini dia kesempatan
kita, di saat nilai mereka “pasti rendah”, kita berdjoeang untuk nilai
“pasti tinggi” … hehehe. Nah hasil dari tahap satu yaitu kalau ada IPK
khusus untuk “mata kuliah tidak populer” kita pasti nomor satu
-
Sudah mantab dengan langkah satu? Langkah dua adalah
jangan berhenti, lanjutkan mengejar nilai untuk mata pelajaran atau mata
kuliah yang secara umum disenangi siswa/mahasiswa … hehehe. Belajar
keras, kerjakan semua tugas, kalau perlu kejar terus dosen kalau ada
yang masih nggak ngerti di mata kuliah “populer” itu. Kalaupun kita
tidak bisa mendapatkan nilai sempurna alias sedang-sedang saja ya nggak
apa-apa, asal sudah berusaha. Yang pasti karena IPK adalah nilai
kumulatif dari mata kuliah “tidak populer” dan “populer”, total nilai
kita akan tetap tinggi tho. Lha kan kita sudah jadi the first rank untuk
mata kuliah “tidak populer” … hihihi.
Akhir semester silakan dilihat nilai IPK atau
raportnya, saya yakin nilai anda akan meningkat. Kalau masih belum naik,
lanjutkan tahap 1 dan 2 di semester berikutnya. Kalaupun sampai akhir
kuliah tidak naik-naik juga, ya apa boleh buat, memang
level kekuatan anda seperti itu.
Mungkin anda kurang berdoa, kurang sholat malam atau kurang puasa
senin-kamis, sehingga ridha dan “lucky” dari yang Diatas tidak menyertai
anda. Tapi jangan khawatir, IPK bukan segalanya, masih
banyak cara lain
dan perlu juga dicatat banyak orang sukses yang IPKnya hancur kok.
Untuk yang sudah ber-IPK bagus, jangan cepat puas apalagi sombong dan
takabur, karena faktor-faktor itulah yang membuat orang seperti anda
tidak sukses ketika masuk ke dunia kerja.
Jadi sekian bagaimana penjelasan dari Pak Romi?? Keren, bermanfaat dan cukup menampar wajah kita bukan??? Benar-benar saya akhirnya mulai sedikit mengerti setelah membaca tulisannya dan merenungkannya dalam-dalam. Dan apalagi artikel ini cocok banget nih sama kita kita yang lagi jadi CALON MAHASISWA uy. Ceilehhh berubah status dari siswa jadi mahasiswa nih. *potongkambing* hahaha. Perlu kalian tahu kalau Pak Romi itu lulusan dari Universitas di Jepang jurusan Komputer dan dia juga IPKnya 4,0. Wow bukan ??? Udah kuliah di Jepang, IPKnya sempurna lagi. Kurang apa cobak sobat??? Kalau kalian ingin tahu tentang perjalanannya Pak Romi selama kuliah di Jepang, bisa klik
disini. Ada juga tulisan - tulisan lainnya yang (sangat) bermanfaat bagi kita lo.
Oh ya hampir lupa, dia juga berpesan pada kita semua, calon mahasiswa dan mahasiswi di manapun
berada, jangan cepat menyerah, nikmati pahit dan manis kehidupan kampus,
jalani penuh dengan rasa tanggung jawab. Orang tua kita dan juga negeri
ini menanti karya kita semua.
Tetap dalam perdjoeangan !
Regards
Kalau mahasiswa sehabis lulus dari perkuliahan terjebak dalam pemikiran "cari pekerjaan agar menghasilkan uang" berarti ada yang salah dengan perkuliahan itu.
ReplyDeleteKenapa? Sebab tak ada satu pun mahasiswa yang punya pemikiran untuk menggunakan ilmu yang telah mereka pelajari untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada di sekeliling kita.
Ah, kalau uang itu perkara gampang. Kalau kita menunjukkan diri bahwa kita itu berguna dalam mengatasi masalah sosial, pasti uang bakal datang dengan sendirinya. Trust me!
Well, iya juga sih. Tapi kan kebanyakan orang sekarang setelah kuliah pastinya nyari kerja dong. Kan nyari kerja itu agar mendapatkan uang, setelah itu uang tsb dipakai untuk kebutuhan kita, bukan. Apanya yang salah dengan itu?
DeleteMaka dari itu agar kita mendapatkan pekerjaan, di jaman perkuliahan lah kita harus mempersiapkan diri kita sesiap mungkin. Bukankah begitu tujan utama kita kuliah yaitu untuk memperdalam ilmu dan memepersiapkan kita ke dunia kerja.
Kalau menurut saya sih, kita bekerja (entah pekerjaan yang lebih condong ke bidang sosial atau ekonomi) jika dimotivasi dengan gaji/penghasilan yang tinggi, pastinya kinerja kita semakin baik dan terpacu untuk melakukan sesuatu dengan lebih profesional, bukan?. :)
Iya nih, bener juga tuh katanya pak Romi. TOP dah. semangat ya yang lagi bentar jadi calon mahasiswa :p
ReplyDeletemakasih... :)
Deletesering-sering mampir ke blog ku yah
PS: Oh ya, besok-besok jangan pake anonymously yah. minimal pake name/url :)