Do you know that in this week I have something to do. That is very important to me, why?
because It's National Examination. Ya, National Examnination (called UN) in this country is the standart of education in Indonesia. So, if you are 17 years old - 3 graders in Senior High School you must to do it test and it's going to determines that you will pass graduate or not.
Well, 2 days ago my test was started. Did you know this year UN is very very sucks! because of UN postponed to Thursday where the actual day is Monday. Isn't crazy ???
I don't know exactly what the main reason of that problem, but as I know that the problem was due to delays in printing and there are the problem with distribution of paper. The delays in printing cause the middle regions of Indonesia have not been getting the paper (including 11 provinces) while other areas have got it.
It's okey, think positively! We got more 3 days to studying well. Although when they (students from the western and eastern of Indonesia ) will first do the test and also will finish the first. We ??? When they've finished the test, we just started working on the test here. How a pity of us!
But don't problemmm,
So, we the middle region are being forced to carry of the national exam started on Thursday, 18th of April 2013. The first subject are Sociologi and Geography for Social program and Chemistry and Biology for Science program. Great !
Well, Ujian. Kenapa ujian ditunda lagii, diundur lagi jadi siang hari?? Topik ini lagi hot sekarang di twitterland hehehe..
Sebenernya, apa sih tujuan ujian nasional itu? “Ujian” adalah kata-kata mematikan
yang paling dibenci ama semua pelajar “normal” di seluruh dunia (siapa
yang berani bilang nggak untuk statement ini, BOHIS - bohong habis!! Hahahaha).
Katanya sihhh,
ujian itu tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan kita, sejauh
mana kita udah belajar dan untuk penyetaraan atau standarisasi pendidikan di Indonesia. Tapi, bener ga sih pada kenyataannya tujuan dari
ujian itu tersampaikan?
Emang sih, to be honest, kalo ga ada ujian mah
kita ga mungkin belajar yakk, maen-maen aja, hehe.. (Tuh
kan, tujuan belajarnya aja udah menyimpang, bukannya buat gain
knowledge, tapi gara-gara ujian).
Tapii, ga jarang, ujian malah cuma sarana buat bikin murid-murid stress,
dan ga bisa bener-bener mengukur kemampuan murid-murid tersebut.
Contohnya, ada murid yang jujur dan serius belajar mati-matian ngafalin
bahan ujian yang seabrekk dalam waktu yang terbatas (contohnya saya :) ), dan ada juga yang
bikin “contekan” ato pake cara-cara laen yang “ga halal” seperti mencari kunci atau soal. Ujungnya,
nilai siapa lebih tinggi? Mungkin nilai mereka ga akan beda jauh, ato
malah, murid-murid yang pake cara-cara ga halal itu dapet nilai yang
lebih tinggi daripada mereka-mereka yang menjunjung tinggi nilai
kejujuran dan kerja keras. Dan itu yang buat saya gak relaa. Nah lo? Tujuan utama dari ujian jadi ga
kesampean kan?
Trus masalah kalo ujian tuh bisa jadi sarana menyiksa murid-murid.
Pernah denger ga, siswi/a mencoba bunuh diri gara-gara ujian ato
nilai yang ga memuaskan? Banyak! Ato ga usah jauh-jauh deh, bahkan anak
SD aja ada yg bisa bunuh diri “cuma” gara-gara nilai, ato beban yang terlalu
berat yang dikasih sama orangtuanya yang terlalu menuntut anaknya buat
jadi yang “the best” di kelas.
Beneran lohh, kalo ga punya mental yang kuat, mungkin saya uda mencoba
bunuh diri, kali.. Bayangin aja, mata pelajaran yang diujikan itu Geografi, ujian waktu belajarnya mepet gitu, materinya gileee bukan banyak malah luasss banget dan harus DIAFAL mati, semakin belajar ngerasa semakin bodoh dan masih banyak yang belum dipelajari rasanya. Aje gile kan?
Bener-bener otak nih rasanya uda ga bisa nampung apa-apa lagi, ngafal
malah ga ada yang bisa diinget, gara-gara kapasitas otak uda overload!
Ujungnya jadi suka teriak sekenceng-kencengnya di kamar ato pengen nangis, kalo
uda lagi bener-bener ngerasa desperate dan ga mampu belajar lagi.
Trus yahh, yang dapet nilai lebih tinggi di ujian bukan berarti dia
lebih pintar dibandingin yang nilainya lebih rendah lho! Itu salah
besarrr! Tapi sayangnya kebudayaan kita – dan sebagai manusia – masih
sangat mengacu ke nilai. Apa-apa yang diliat ujung-ujungnya pasti balik
lagi ke nilai. Ga fair banget yahh kalo dipikir-pikir. Padahal ujian kan
ada faktor luck juga yang berperan cukup gede. Bener lhoo, terutama
kaya ujian-ujian gede macem UN ini, SBMPTN, dll, ujian-ujian negara gitu.
Lagian, mana bisa kemampuan orang diukur cuma dari ujian yang notabene
ga mencakup semua materi, ya ga ya ga? *Nah lo kok jadi emosi, hahahaha*
Tapi, sekali lagi, bukan berarti ujian ga guna sama sekali dan lebih
baik ditiadakan (kalo ampe ujian ditiadakan, murid-murid seluruh dunia
pesta syukuran gede-gedean kali yee, hahaha :D). Kaya yang tadi saya bilang, kalo
ga ada ujian, kita malah ga akan belajar, malah makin mau jadi apa ntar
kita-kita kalo kaya gituu, pengacara eh* pengangguran banyak acara??
Anyway, saya ngomong gini nih cuma curahan hati sebagai seorang pelajar
yang lagi stres berat ngadepin ujian aja, dan mungkin saya mewakili
sebagian besar isi hati pelajar-pelajar yang laen, haha.. Cuma buat
selingan buat lanjut ke ujian berikutnya hari Senin, bahasa indonesia dan hiks... Ujian
terakhir hari selasa, last battle for UN! Ekonomi dan Bahasa Inggris! Get readyy, cuz I’m gonna
kill youu!! Wish me luck... Wkwkwkwkwk..
|
Nomer peserta yang sama saat UJian Nasional berlangsung |
|
gue belajarpun sambil tiduran mengerjakan latihan-latihan soal |
Regards
- W -
Comments
Post a Comment