PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PERUSAHAAN
Peran
akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam perusahaan
dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan: pencatat skor (score keeping), penarik perhatian manajemen (attention directing), dan penyedia informasi untuk pemecahan
masalah (problem solving).
Pencatat
skor
Dalam
pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan pencatatan aktivitas dan
pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan
dalam menyediakan informasi keuangan bagi penyusunan rencana aktivitas, yang
memberikan informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya kepada
berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi manajemen juga berperan besar
dalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen mengenai pelaksanaan
aktivitas rencana yang aktivitas yang telah disusun. Akuntansi manajemen
mencatat skor dan mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk
memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun.
Untuk memenuhi
fungsi untuk mencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajemen harus memenuhi
persyaratan: teliti, relevan, dan handal (reliable).
Ketelitian pencatatan skor setiap manajer merupakan syarat mutlak, karena
informasi yang disajikan kepada manajemen akan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja mereka. Setiap orang yang diukur kinerjanya akan peduli (concern) terhadap unsur-unsur yang
digunakan untuk mengukur kinerjanya. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi
seandainya biaya yang seharusnya menjadi
beban departemen lain, oleh Bagian Akuntasi keliru dibebankan oleh
departemen tertentu, padahal setiap
manajer departemen akan dinilai oleh manajer atasannya dari efisiensi biaya
yang dicapai oleh setiap departemen.
Relevansi
informasi dengan keputusan yang akan dilakukan oleh pemakai informasi
dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan oleh akuntan manajemen dalam
mengolah data akuntansi. Dalam sejarah perkembangannya, akuntansi manajemen
menempuh dua pendekatan dalam pengolahan informasinya: the historical communication approach dan the user dicision model approach. Dalam the historical communication
approach, akuntansi manajemen bertujuan menghasilkan informasi historis
yang unik untuk memenuhi segala macam tujuan. Dalam pendekatan ini, akuntansi
manajemen didominasi oleh pengumpulan dan penyajian secara teliti informasi
biayayang telah terjadi di masa lalu, dan pemakai laporan dipersilahkan
melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap informasi akuntansi yang
diterima sesuai dengan kebutuhannya. Di lain pihak, dalam the user dicision model approach, akuntansi menajemen berpusat pada
keputusan-keputusan yang potensial akan dipengaruhi oleh informasi akuntasi.
Pendekatan ini menekankan tema: “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”
atau bagaimana informasi akuntasi memberikan kemudahan kepada pengambilan
keputusan intern perusahaan dalam melakukan pemlihan alternatif secara ekonomis
rasional. Pendekatan terakhir ini menggunakan rerangka (framework) berfikir: pengambilan keputusan menghadapi pilihan
tindakan dalam situasi tertentu; akuntansi manajemen menyediakan informasi
akuntasi yang relevan dengan keperluan pengambilan keputusan, untuk mempermudah
pemilihan alternatif yang akan dilakukan oleh pengambil keputusan. Dalam
menyediakan informasi ini, akuntansi manajemen berperan sebagai spesialis
informasi yang menggunakan pendekatan biaya-manfaat (cost-benefit) dalam pemilihan sistem informasi yang menghasikan
informasi untuk kepentingan pengambil keputusan. Dalam the user decision model approach ini, akuntan manajemen di samping
mempertimbangakan relevansi informasi dengan alternatif yang dipertimbangkan
dengan pengambil keputusan, juga mempertimbangakan biaya dan manfaat informasi
tersebut.
Agar akuntasi
manajemen dapat berfungsi sebagai pencatat skor, skor yang dicatat dan
disajikan harus mencerminkan kinerja yang digmbarkan dalam skor tersebut.
Relevansi pencatatan skor akan dicapai jika pencatat skor memahami aktivitas
yang dilakukan oleh manajemen. Dengan demikian informasi yang direkamnya
benar-benar mencerminkan kinerja yang dicapai oleh setiap manajer dan sesuai
dengan keperluan pengambil keputusan.
Untuk
dapat berfungsi sebagai pencatat skor yang baik, keandalan adalah attribute lain yang harus dimiliki oleh
informasi akuntansi manajemen. Sebagai pencatat skor, informasi akuntasi
manajemen harus bebas dari kecendrungan penyusunnya untuk memihak. Jika manajemen
yang diukur kinerjanya menduga fungsi akuntansi memihak kepada manajer tertentu
dalam menyajikan laporannya, informasi akuntansi yang tercantum di dalamnya
akan bernilai rendah, dipandang dari persepsi para pemakainya.
Penarik
Perhatian
Jika
akuntansi manajemen sudah mendapat status sebagai pencatat skor yang baik,
tahap perkembangan berikutnya adalah sebagai penarik perhatian manajemen.
Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi
penyimpangan pelaksana rencana yang memerlukan perhatian, agar manajemen dapat merumuskan tindakan untuk
mencegah berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tahap perkembangan ini hanya
dapat dicapai jika akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang
baik. Jika informasi akuntansi manajemen dihasilkan oleh akuntan yang tidak
memahami manajemen (sehingga skor tersebut tidak mencerminkan kinerja manajemen) atau tidak dapat
diandalkan karena tidak adanya integritas akuntan manajemen yang menyusunnya,
informasi akuntan manajemen tidak dapat berfungsi sebagai penarik perhatian
manajemen. Siapa yang akan memalingkan perhatiannya keinformasi akuntansi, yang
disamping tidak teliti, tidak relevan, juga tidak dapat diandalkan?
Penyedia
Informasi untuk Pemecah Masalah
Tahap
perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah tercapai, yaitu sebagai
pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika manajemen telah mengandalkan
informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka mereka akan selalu
mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah yang akan
mereka lakukan. Manajemen selalu manghadapi ketidakpastian manakala meraka
menghadapi masalah yang harus diputuskan pemcahannya. Untuk mengurangi
ketidakpastian ini, manajemen memerlukan informasi, diantaranya informasi
akuntansi. Untuk informasi akuntansi ini, manajemen akan berpaling kepada
akuntan manajemen untuk mengurangi ketidakpastiannya. Jika informasi akuntan
manajemen tidak tersedia atau tidak teliti, tidak relevan, dan tidak dapat
diandalkan, maka manajemen akan berpaling ke manajemen nonakuntansi untuk
mengurangi ketidakpastiannya. Atau jika manajemen tidak memahami bahasa
akuntansi, sehingga keputusan-keputusannya akan didasarkan atas informasi
nonakuntansi. Dengan demikian manajemen yang mendasarkan keputusan-keputusannya
tidak berdasarkan informasi akuntasi, mutu keputusannya tidak bersifat ekonomis
rasional. Hal ini terjadi sebagai akibat dari tidak adanya bahasa akuntansi
yang dapat dipakai oleh manajemen untuk berpikir. Dalam situasi semacam ini
akuntansi manajemen tidak akan merupakan anggota tim manajemen yang diajak
duduk bersama dengan manajemen lain dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan.
Terima kasih artikelnya. salam sukses
ReplyDeletemau tanya kak ini sumbernya darimana ya? apa nggak ada daftar pustakanya buat referensi?
ReplyDelete